KAYU BAKAR DAN LIMBAH PERTANIAN SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF
A. UMUM
Belakangan ini harga minyak dunia terus melambung tinggi bahkan sempat mencapai harga US$ 75/Barrel, sungguh suatu harga yang sangat mahal jika harga tersebut diberlakukan dipasar Indonesia. Bukan tidak mungkin jika suatu saat Indonesia menjual minyak dengan harga pasar international, jika hal itu sampai terjadi, maka bisa dipastikan masyarakat Indonesia akan mengalami kesusahan. Hal ini disebabkan ketidakmampuan masyarakat untuk membeli minyak serta kecenderungan masyarakat Indonesia yang ketergantungan dengan minyak.
Sebenarnya hal tersebut dapat dihindarkan dengan mulai mengubah pola konsumsi energi masyarakat Indonesia. Pengenalan pada berbagai jenis energi terbarukan selain minyak dan gas merupakan salah satunya. Sebenarnya Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber energi terbarukan. Berikut merupakan data potensi energi terbarukan yang ada di Indonesia (Data DESDM : Kebijakan Pengembangan Energi Terbarukan dan Konservasi Energi Hijau 2003) : Energi biomasa meliputi kayu, limbah pertanian/perkebunan/hutan, komponen organik dari industri dan rumah tangga, kotoran hewan. Biomassa dikonversi menjadi energi dalam bentuk bahan bakar cair, gas, panas, dan listrik. Teknologi konversi biomassa menjadi bahan bakar padat, cair dan gas, antara lain teknologi pirolisa (bio-oil), esterifikasi (bio-diesel), teknologi fermentasi (bio-etanol), anaerobik digester (biogas). Dan teknologi konversi biomassa menjadi energi panas yang kemudian dapat diubah menjadi energi mekanis dan listrik, antara lain teknologi pembakaran dan gasifikasi. Sebagai negara agraris, Indonesia mempunyai potensi energi biomassa yang besar. Pemanfaatan energi biomassa sudah sejak lama dilakukan dan termasuk energi tertua yang peranannya sangat besar khususnya di perdesaan. Diperkirakan kira-kira 35% dari total konsumsi energi nasional berasal dari biomassa. Energi yang dihasilkan telah digunakan untuk berbagai tujuan antara lain untuk kebutuhan rumah tangga (memasak dan industri rumah tangga), penggerak mesin penggiling padi, pengering hasil pertanian dan industri kayu, pembangkit listrik pada industry kayu dan gula.
Luas seluruh wilayah dunia adalah kira-kira 51 milyar ha. Dari jumlah ini 36 ha merupakan lautan dan 1,5 ha tertutup es. Wilayah daratan tersisa lebih-kurang 14 ha. Dari jumlah daratan kira-kira 45% merupakan padang pasir dan rawa-rawa, 30% terdiri atas hutan, 15% berupa tanah pertanian dan perkebunan, dan 10% berupa padang rumput.
Menurut salah satu perkiraan teoretis, jumlah biomasa yang dihasilkan setahun oleh seluruh dunia mencapai 75 milyar tonne, atau suatu ekuivalensi dari 1.500 barrel minyak sehari.
Sebagaimana diketahui, biomasa, terutama dalam bentuk kayu bakar dan limbah pertanian, merupakan sumber daya energi dunia yang tertua. Di negara-negara yang telah maju, dengan berkembangnya industri, peranan biomasa sebagai sumber energi makin berkurang, dan diganti dengan energi komersial, mula-mula batu bara, kemudian minyak bumi. Pada saat ini negara-negara industri secara praktis tidak lagi mempergunakan energi energi yang berasal dari biomasa. Pola energi dari negara-negara itu boleh dikatakan terdri atas energi komersial.
Berlainan halnya adalah di negara-negara berkembang. Sekalipun banyak negara-negara berkembang yang bergerak menuju ke arah industrialisasi, secara umum dapat dikatakan bahwa di negara-negara tersebut biomasa masih merupakan komponen yang besar dalam pola pemakaian energi. Salah satu perkiran mengatakan, bahwa pemakaian energi yang berasal dari biomasa, terutama pemanfaatan kayu bakar, limbah pertanian dan tinja hewan, mencapai 60% dari seluruh komsumsi energi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar